SECRET FILE

Jumat, 04 Maret 2011

Makam NAZI Jerman di Indonesia


Setelah perang dunia pertama berakhir, dua bersaudara asal Jerman, Emil dan Theodor Helfferich membeli 900 hektar tanah di Kampung Situ, Desa Sukaresmi, Mega Mendung, Bogor. Mereka berdua kemudian membangun perkebunan teh, lengkap dengan pabriknya.

Kawasan yang berada 900 meter di atas permukaan laut tersebut, berubah menjadi perkebunan teh yang maju. Karl Helfferich yang merupakan kakak tertua Emil dan Theodor juga sekaligus Wakil Perdana Menteri Kekaisaran Jerman di bawah Kaisar Jerman terakhir, menjadikan tempat tersebut untuk mengabadikan kejayaan 'Armada Asia Timur' milik Jerman di bawah Laksamana Graf Spee yang ditenggelamkan armada Britania.



Dengan lambang Salib besi khas Jerman, tempat itu menjadi peristirahatan terakhir para pelaut muda Jerman yang tewas di kedalaman dasar lautan saat melakukan perjalanan ke Indonesia pada perang dunia kedua. Mereka menggunakan kapal selam berteknologi canggih masa itu.
Sementara tahun 1943 Jepang dan Jerman yang bersekutu mendirikan pangkalan laut bersama di Jakarta. Dengan tujuan membongkar blokade armada sekutu agar hasil bumi dari Asia Tenggara dan Timur dapat dikirim ke pelabuhan Eropa, selain menjadi pangkalan logistik kapal selam Jerman sejak tahun 1944. Tercatat kapal selam canggih seperti U168, U196 dan U219 pemah singgah di situPerkebunan miliki Emil dan Helfferich itu juga turut menyumbang bantuan bagi kejayaan tentara Jerman selama berada di wilayah Indonesia. Termasuk mendirikan berbagai fasilitas pendukung bagi anak buah kapal, serta makam untuk para prajurit yang gugur.
Kejatuhan Jerman pada 8 Mei 1945, menjadikan tempat tersebut sebagai tempat penahanan seluruh tentara Jerman yang berada di pulau Jawa. Termasuk tewasnya tiga serdadu Jerman saat dimulai era kekalahan Jepang bulan Agustus 1945.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar